Talawang News, Bali – Delegasi siswa dari Palangka Raya, yang merupakan gabungan dari SMAN 2 dan SMAN 3, berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih medali emas dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2025 di Bali, yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA). Inovasi mereka yang unik dan berbasis kearifan lokal berhasil memukau dewan juri.
Tim yang beranggotakan Wynona Anneliese Winterberg, Christy, Hillary Natasha Saconk, Devita Aurelia Zefanya, dan Puttri Candra Kirana dari SMAN 2 Palangka Raya, bersama Beatrix Fuji Emmanuella Putri Karnida dari SMAN 3 Palangka Raya, menyumbangkan emas lewat penelitian mereka bertajuk.
Mereka sukses mengembangkan teh herbal dari kulit batang Sandoricum koetjape (Kulit Batang Kuini/Kecapi) sebagai upaya pemanfaatan tanaman lokal Kalimantan untuk membantu mengatasi wasir secara alami.
Kepala SMAN 2 Palangka Raya, Rifani, menyampaikan rasa bangga yang mendalam. “Kami Keluarga Besar SMAN 2 Palangka Raya sangat bangga, bahagia, dan terharu atas prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik kami. Mereka telah mengharumkan nama sekolah, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, bahkan Negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Rifani menegaskan bahwa pencapaian ini adalah buah dari kerja keras dan dukungan semua pihak. “Semua ini tidak lepas dari ikhtiar, perjuangan, dan pengorbanan dari seluruh tim yang sangat luar biasa. Terima kasih tak terhingga juga kami sampaikan kepada guru pembimbing dan orang tua siswa yang sangat mendukung kegiatan ini, baik secara materil maupun moril.
Perwakilan tim, Wynona Anneliese Winterberg, menceritakan suasana kompetisi yang sangat berkesan. “Sejak hari pertama tiba di Bali, suasana kompetisi internasional sudah terasa begitu kuat. Peserta dari berbagai negara berkumpul membawa semangat, ide, dan inovasi,” kata Wynona.
Ia merasa sangat bangga dapat mewakili Kalimantan Tengah dan memperkenalkan potensi tanaman lokal ke kancah global. Selain kompetisi, ajang ini juga menjadi sarana belajar yang tak ternilai.
“Kami berlatih mempresentasikan penelitian dengan percaya diri sekaligus mengasah kemampuan tanya jawab dalam bahasa Inggris. Kami juga mendapat kesempatan untuk mengenal peserta dari berbagai negara yang membawa inovasi unik. Pertemuan ini membuka wawasan kami tentang luasnya dunia penelitian dan pentingnya kolaborasi lintas budaya,” tambahnya.
Wynona berharap inovasi teh herbal ini tidak hanya berhenti sebagai karya kompetisi, tetapi dapat dikembangkan lebih lanjut dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas, bahkan di luar Kalimantan.
Tim Crisnatha yang juga turut serta dalam kegiatan ini turut menyampaikan rasa bangga mereka. Mereka menilai ISIF 2025 memberikan banyak pelajaran penting, terutama dalam hal presentasi dan menerima umpan balik dari juri.
“Inovasi kami diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan menciptakan perubahan positif,” tutup mereka.
Prestasi ini membuktikan bahwa siswa-siswi dari Palangka Raya mampu bersaing di tingkat internasional dan memanfaatkan kekayaan alam lokal untuk menghasilkan inovasi yang memiliki dampak nyata.






